Apa Itu illusion Of Competence? Penyebab, Gejala, Dan Cara Mengatasinya

Kamu pernah nggak? ngerasa, ngertiiiiiiii banget sesuatu. Tapi pas disuruh ngejelasin? bingung. 🤣

Dan akhirnya sadar, “Ternyata saya engga sepintar itu ya”. 😅

Padahal kamu merasa ngertiiiiiii banget, ahliiiii banget, tapi setelah ditest, baru sadar, ternyata kamu sebenernya nggak ngerti-ngerti banget. 😅

Nah, fenomena ini disebut “Illusion Of Competence”. atau dalam bahasa indonesianya, disebut “ilusi kompetensi”.

Nah kalau kamu punya kesadaran, atau menyadari kalau diri kamu lagi mengalami ilusi kompetensi ini. lalu punya inisiatif untuk mengatasi hal tersebut, naaaah berarti itu pertanda baik, itu tandanya kamu orang yang dewasa, kamu punya growth mindset, atau mindset yang bertumbuh. Karena tau itu tidak baik, dan ingin merubahnya.

Tapi nyatanya, diluar sana, banyak orang yang nggak sadar-sadar loh!, kalau dia itu sebenernya mengalami ilusi kompetensi.

Kenapa ini penting untuk kita bahas? karena kalau “ilusi kompetensi” ini tetep kamu pelihara di diri kamu. Maka ini bahaya. Tidak hanya membahayakan diri kamu sendiri, tapi ini juga bisa merugikan orang lain. 

Kalau bahasa di tongkrongan, biasanya ini tuh disebut dengan istilah “Sok tau”… atau pelakunya disebut “Orang sotoy atau sok tau…” nah sok tau ini, cikal bakalnya, yaaaaa “Illusion Of Competence”.

Karena orang-orang yang sok tau itu, sering kali nggak sadar, kalau dirinya itu, sok tau!

Contoh Ilusi kompetensi Dalam Kehidupan Sehari-hari

Nah saya coba kasih contoh kasus ilusi kompetensi yang paling simpel, dikehidupan kita sehari-hari, misalnya :

  • Sebelum ujian, kamu ngerasa udah menguasai materi, tapi pas ujian kamu nggak bisa jawab apa apa.
  • Sebelum interview kerja, berangkat dari rumah, ngerasa udah ngusai semua pertanyaan interview. tapi begitu saat di interview, ngang… ngeng… ngong… 😂 sulit jawab pertanyaan-pertanyaan dari pewawancara.
  • Saat nyusun materi presentasi, wihhh percaya diri..! si paling ngerti lah pokoknya, tapi pas saatnya presentasi? bingung, pusing, ngeblank.

Seperti prinsip yang kita bahas di artikel sebelumnya : Apa itu belajar? definisi belajar, ciri belajar, ilusi belajar, tujuan belajar

Ciri ciri orang yang paham sesuatu, adalah mampu menjelaskan apa yang ia pahami.

Kalau kamu ngerasa paham sesuatu, tapi pas disuruh menjelaskan, bingung.

Itu artinya kamu tidak paham.

Nah ngerasa paham, padahal sebenarnya engga paham, itulah disebut “Illusion Of Competence” atau ilusi kompetensi.

Ilusi Kompetensi Hal Yang Wajar, Semua Pernah Mengalaminya 

Tapi jangan kuatir, Ilusi kompetensi ini, umum banget kok dialami oleh banyak orang. Saya pribadi, juga mengalami (nanti saya ceritain), teman – teman saya juga mengalami, kalau kamu gimana? pernah nggak ngalamin?, pasti rata – rata pernah ya. 😁

Yang penting adalah menyadari, dan punya inisiatif untuk menghilangkan kecendrungan ini, dari diri kita.

Nah pertanyaannya sekarang,

  • Apa yang menyebabkan ilusi ini terjadi?
  • Gimana caranya kita tau, kalau kita sedang berada di situasi ini?
  • Dan cara mengatasinya gimana?

Ilusi Kompetensi Harus diatasi, Karena Bisa Merugikan

Kalau dari sudut pandang saya, yang sudah berkali-kali, mengalami ilusi ini. Menurut saya, hal ini harus diatasi. Kenapa? karena ilusi kompetensi ini, punya dampak negatif.

Karena dampak negatifnya tidak ke diri sendiri aja, tapi juga bisa merugikan orang lain. 

Bahkan bisa berakibat sangat fatal.

Kalau ilusi ini dipelihara terus, makin lama, bisa aja kamu akan terjebak di situasi, dimana kamu akhirnya melakukan hal, yang sebetulnya diluar kapasitas kamu.

Sebetulnya, ilusi ini kalau di pendam di pikiran aja, ya nggak masalah. Tapi akan jadi masalah, kalau ilusi ini di ekspresikan.

a. Merugikan diri sendiri

Biasanya ilusi kompetensi ini, bentuknya itu misalnya : Kamu lagi ngobrolin topik yang berat, biar keliatan pinter, di depan teman-teman di tongkrongan.

Ehh celakanya, ternyata teman kamu lebih paham, topik yang sedang kamu obrolin ini. Sedangkan, yang kamu obrolin tadi, banyak kelirunya. Begitu ditanya balik atau di belokin dikit obrolannya sama temen kamu, kamu jadi bingung, kehabisan kata-kata.

Kelihatan banget kamu cuman pengen terlihat pinter, ngomongin hal berat, tapi sebenernya nggak paham-paham amat.

Di situasi seperti ini, teman-teman kamu akan menganggap, kamu orang yang annoying, sotoy (sok tau). Akhirnya kamu kehilangan kepercayaan mereka, dan kamu di label orang yang sotoy atau annoying tadi.

Niatnya biar dapet respect, ehh malah dijauhi temen.

Sedih banget nggak sih?

b. Merugikan orang lain

Misalnya, seorang pemimpin perusahaan, lalu mengambil keputusan penting, dengan ilusi kompetensi. Dia pikir dia punya kapasitas, padahal sebenarnya engga. Padahal keputusannya itu salah. Karena keputusannya salah, perusahaannya rugi, orang-orang akhirnya di PHK.

Seorang Manajer investasi, dia merasa dirinya kompeten dan pinter, dia taruh uang orang di sebuah instrumen investasi yang sebenernya nggak masuk akal. udah dikasih tau sama temen-temennya, itu ga masuk akal, dia tetap nggak mau dengerin saran temennya, karena ngerasa dirinya lebih pinter. Lalu ternyata beneran lost, uang para investor hilang.

Seorang kepala keluarga yang buruk dalam mengelola keuangan keluarga. Misalnya, karena dia merasa pintar, akhirnya dia salah mengambil keputusan dalam mengelola keuangan keluarganya, misalnya berinvestasi di tempat yang salah, mendanai usaha yang kurang tepat, ataupun bisa juga mengambil kredit atau hutang di bank, yang sebetulnya tidak mampu ia cicil tiap bulannya. Sehingga semua anggota keluarga terdampak dan ikut menanggung beban hutang tersebut.

Seorang dokter yang melakukan malpraktik, karena berani mengambil prosedur medis yang rumit, yang sebenarnya diluar kapasitasnya, yang akhirnya membahayakan dan merugikan kesehatan pasien.

Masih banyak contoh lainnya, seperti orang yang ngaku bisa nyetir, padahal tidak. akhirnya menjadi penyebab kecelakaan. dll

Penyebab Illusion Of Competence

Ini bisa terjadi, karena sistem kerja otak kita unik banget. Saat kita beraktifitas sehari-hari, otak mengelola segala informasi yang diterima dari seluruh panca indra kita, disimpan dengan dua mekanisme yang berbeda, short term memory & long term memory.

Seperti namanya, Short term memory adalah ingatan jangka pendek, sedangkan Long term memory adalah ingatan jangka panjang.

Untuk aktivitas biasa, yang sekali lewat aja, akan tersimpan di Short term memory

Untuk aktivitas yang dianggap penting, apalagi ada repetisinya, yang dilakukan berulang-ulang, akan tersimpan di Long term memory.

a. Long term memory

Secara default, otak kita di setting, berada di mode Short term memory.
Tapi saat kamu nyiapin diri, untuk belajar sesuatu. Kamu duduk tenang, fokus, dan penuh kesadaran bahwa kamu akan belajar sesuatu, maka otak kamu merespon, dan mengaktifkan mode Long term memory, dan membuka akses ke penyimpanan jangka panjang.

Itu kenapa, agama nyuruh kita sebelum belajar, itu berdoa dulu.

Karena doa memberikan sugesti ke otak, “Oh oke, sekarang kita lagi belajar nih, waktunya kita buka akses ke Long term memory”

Kemudian akses ke Long term memory terbuka. Sehingga saat diisi informasi, maka informasi itu bisa diingat dalam jangka waktu yang panjang.

Selain doa, nanti ada juga tips lainnya untuk ngebuka akses ke Long term memory. Sabar ya.

b. Short term memory

Nah Illustration of competence, terjadinya karena, kamu belajar hal baru, disaat otak kamu masih di mode Short term memory. Belajar sesuatu, tapi sebenernya lagi nggak pengen belajar.

Contoh :

  • Nggak sengaja liat konten edukatif di sosmed, dan kamu nggak sengaja nyimak, sehingga informasi tersebut disimpan di short term memory, sehingga kamu merasa tau, tapi sebenernya kamu tidak paham
  • Membaca buku hanya untuk mengisi waktu luang, bukan sedang lagi membutuhkan wawasan yang ada pada buku tersebut
  • Belajar sesuatu, saat lagi males belajar

Cara Menguji Apakah Kita Dalam Ilusi Kompetensi

a. Menjelaskan ke orang lain

Disaat kamu mengklaim diri kamu ahli dibidang tertentu, coba jelaskan konsep atau hal tersebut ke orang lain. Kalau kamu mampu menjelaskannya dengan lancar, dengan bahasa yang sederhana, sehingga orang lain mudah memahami, apa yang sedang kamu jelaskan, itu tanda kalau kamu benar-benar memahami hal tersebut. Tapi kalau tidak, ya bisa jadi kamu mengalami ilusi kompetensi.

b. Mempraktekannya langsung

Karena ada beberapa orang, yang sulit menjelaskan isi kepalanya, tapi sebenarnya dia paham. Nah cara lain yang bisa kamu lakukan untuk mem-validasinya, adalah dengan mempraktekannya langsung. Jika kamu mampu mewujudkannya langsung konsep/teori tersebut kedalam wujud nyata, maka itu juga bisa memberikan indikasi, kalau kamu benar-benar memahami konsep tersebut. Tapi kalau tidak, ya bisa jadi kamu mengalami ilusi kompetensi.

Cara mengatasinya

a. Mindset

Miliki mindset, atau kesadaran bahwa “ilusi kompetensi” ini ada, dan banyak orang mengalaminya. Dengan memiliki kesadaran ini, kamu akan menjadi lebih terbuka, dan selalu mengukur pemahaman kamu tentang suatu konsep atau topik. Dengan mengevaluasi diri secara kritis dan jujur, dan catat hal-hal di mana kamu merasa “mungkin” mengalami ilusi kompetensi.

b. Berdoa sebelum belajar

Seperti yang sudah saya jelaskan diatas, dimana yang menyebabkan ilusi kompetensi ini terjadi adalah karena informasi yang kita simak tersimpan di memory jangka pendek. Dengan berdoa, kita mensugesti otak kita agar membuka memory jangka panjang.

c. Validasi

Kamu bisa berdiskusi dengan orang lain, yang sudah berkecimpung dibidang tersebut. Dan tidak hanya ngobrol satu arah, yang hanya untuk membenarkan pengetahuan kamu saja, tapi juga kamu harus meminta feedback, agar terjadi komunikasi dua arah, sehingga kamu mengetahui kompetensi kamu sedalam apa.

d. Belajar dengan metode

Banyak orang yang salah memahami, mereka kira membaca itu, sama dengan belajar. Padalah, kalau kita membaca, tapi tidak mampu memahami isinya, ya itu bukan belajar namanya, itu cuman baca. Belajar adalah perubahan status, dari yang awalnya kita tidak tau, menjadi tau, dari tau, menjadi paham. Dan untuk belajar hal baru, tidak hanya lewat baca aja, banyak cara untuk belajar. Yang penting, kita berhasil memahami sesuatu, yang awalnya kita tidak tau. Nah itu yang disebut belajar.

Nah belajar itu, ada caranya, ada tahap-tahapnya. Yang akan kita pelajari lebih dalam di artikel berikutnya. Dari banyak metode belajar, menurut saya pribadi, salah satu metode belajar yang sangat mudah di terapkan dalam kehidupan sehari hari adalah Feynman Technique.

Nah nanti akan kita bahas lebih mendalam di artikel berikutnya. Sabar ya!

Semoga bermanfaat.

Salam

Putu Adi.


belajar kombucha

Follow saya di sosial media

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments