Duh pusing! sekarang shopee sensor nama dan nomor HP pembeli

Sumber Foto : punpro.com

Shopee COD aja udah pusing

Program Shopee COD aja, udah lumayan bikin pusing penjual (shopee seller), karena dikasus tertentu, ada memungkinkan barang yang udah dikirim ke alamat pembeli, harus balik lagi ke penjual. Karena ada pembeli tidak mau bayar, ataupun tidak mau terima barangnya (dengan alasan tertentu), sehingga ujung-ujungnya, barang harus dikembalikan ke penjual.

https://youtube.com/shorts/oBdaRG5T3ZY?feature=share
Video ini hanya ilustrasi, kejadian seperti ini tidak hanya terjadi di shopee, tapi semua marketplace seperti tokopedia, lazada, dll. yang menyediakan sistem pembayaran COD.

Padahal kita sebagai penjual, udah keluar biaya packing (kardus, plastik, lakban, kertas, termasuk ongkos karyawan), jadi udah capek-capek packing rapi-rapi, ehhh malah barang yang dipesen dibalikin lagi ke penjual.

Masih mending kalau kondisinya utuh, tapi sering kali kondisi barang yang dikembalikan ini udah kondisinya penyak-penyok. Karena dikirim via kurir bolak balik.

Barang yang udah penyak-penyok ini, kalau mau di jual lagi pun, nanti pembeli berikutnya bakal komplain. Sehingga sering kali di obral, atau memang sudah tidak bisa dijual sama sekali.

Contact pembeli disensor, makin pusing!

Tampilan Dashboard Shopee Seller, pada halaman rincian pesanan.

Nah, belum selesai dengan dilema Shopee COD, sekarang (sejak 1 Agustus 2022) Shopee malah menyensor nama dan nomor HP pembeli. Memang tidak merugikan penjual secara material, tapi lebih ke proses packingnya yang jadi membingungkan dan menguras waktu.

Bayangkan pesanan yang kita lihat di komputer, itu tanpa nama dan nomor tlp customer. Sehingga untuk mencocokan data pesanan di komputer, dan barang yang sedang kita packing, cara mencocokannya hanya bisa dengan nomor pesanan berupa angka.

Sumber Foto : thebluesurge.com

Kalau pakai nama kan mudah di cocokan. Tapi kalau nomor? susah banget. Ia kalau paketnya cuman satu dua, kalau puluhan gimana? apalagi ratusan? pusing kan? rentan banget sama salah kirim barang.

karena sebelum paket dikirim ke kurir, kita kan harus re-check lagi kan? antara data di komputer (aplikasi Shopee Seller), dan paket yang telah di packing. Apakah sudah sesuai atau tidak. Ngecek satu satunya itu yang susah banget, karena pakai nomor, bukan nama, seperti di marketplace lain, seperti di Tokopedia misalnya.

Belum lagi, workflow atau alur memproses pesanan di shopee itu harus klik tombol “Atur Pickup” terlebih dahulu, baru bisa kelihatan nomor resinya. Tapi ini nggak perlu saya jelasin lah, karena masalah nomor resi ini cuman bakal dialami oleh penjual yang menggunakan sistem pencatatan transaksi / POS (point of sales) diluar sistem shopee.

Tampilan Dashboard Tokopedia Seller, nomor resi sudah muncul, tanpa perlu request pickup terlebih dahulu.

Tapi ini perlu saya ceritakan juga, karena persoalan nomor resi ini tidak di alami di marketplace lain, seperti di tokopedia misalnya, yang nomor resi sudah langsung muncul sejak awal pesanan kita terima.

Jadi sekarang, (khususnya saya pribadi ya) sebagai Seller di shopee, begitu ada pesanan masuk dari shopee, aduh udah kepikiran banget bingungnya saat packing.

Tapi saya sebagai merchant, yang notabenenya hanya “numbang” jualan di Shopee, ya cuman bisa ngikut kebijakan dari sana aja. Nggak bisa ngapa-ngapain kan? Sehingga, saya sekarang lebih fokus cari solusinya aja, gimana caranya agar saya dan tim, bisa memproses pesanan dari shopee dengan mudah, efisien dan terhindar dari persoalan salah kirim barang.

Alasan Shopee sensor contact pembeli

alasan shopee sembunyikan kontak pembeli
Sumber Foto : onlinejek.com

Kalau saya perhatikan, shopee memang berusaha memanjakan seluruh pembelinya. Ibarat kata, pembeli adalah diatas segala-galanya. Shopee memanjakan para pembelinya dengan beragam keuntungan, tidak hanya tentang diskon, cashback, dan free ongkir, tapi juga kemudahan dan keamanan dalam berbelanja.

Kalau dibaca dari beberapa sumber, berikut ini adalah alasan shopee menyensor contact dari para pembeli.

1. Untuk privasi dan Keamanan data

Shopee menyembunyikan nama dan nomor HP pembeli karena alasan yang sederhana. Yaitu, agar seller tidak bisa melihat data contact pembeli. ini dilakukan untuk menjaga privasi dan keamanan data pembeli. 

Berikut adalah pernyataan resmi dari Sshopee, yang saya kutip dari CNN Indonesia.

“Kami menyamarkan data pembeli untuk menjaga privasi dan memastikan keamanan data pengguna Shopee,” tulis Shopee Indonesia melalui keterangan resminya, Senin (8/8).

Seperti yang kita tau, belakangan memang banyak oknum penipu, yang memanfaatkan marketplace (termasuk shopee) dalam mencari korbannya. Modusnya banyak, salah satunya, memanfaatkan nama dan nomor HP pembeli.

Kamu bisa baca lebih lanjut di dokumen kebijakan privasi shopee, pada point 3.4

2. Agar pembeli dan penjual tidak ngobrol diluar shopee

Selain rentan terhadap resiko penipuan (oleh oknum penipu), Shopee juga mencegah penjual menghubungi pembeli ke nomor pribadinya. Karena memang tidak semua orang merasa nyaman, kalau tiba-tiba dihubungi oleh nomor baru, atau orang yang ia tidak kenal (termasuk telepon atau chat dari seller).

Padahal, menurut pihak shopee, mereka sudah menyediakan fitur chat, yang bisa digunakan untuk berkomunikasi, antara pembeli dan penjual, dan begitu juga sebaliknya.

Intinya, shopee melakukan semua ini, karena shopee tidak ingin terjadi masalah, yang melibatkan para pembelinya.

Keamanan VS Kenyamanan

Sumber Foto : theladders.com

Kebetulan saya lulusan Informatika, jadi kami diajarkan juga bagaimana merancang sebuah sistem. Nah ada hal menarik dalam perancangan sebuah sistem. Disana kita akan menemukan sebuah dilema, bahwa keamanan selalu bertolak belakang dengan keamanan, begitu juga sebaliknya.

Sistem yang dibuat dengan tingkat keamanan yang tinggi, pasti tidak nyaman di pakai user. Begitu juga sebaliknya. Sistem yang nyaman, selalu mengorbankan keamanan.

Maka dalam perancangan sistem, komposisi terhadap keduanya haruslah seimbang. Karena dua duanya penting. baik keamanan, maupun kenyamanan.

Kalau dilihat dari sudut pandang pembeli, maka kebijakan ini membuat keamanan bagi para pembeli.

Tapi disatu sisi, kebijakan ini membuat para seller tidak nyaman, dalam mengelola pesanan yang masuk.

Karena shopee lebih mengutamakan keamanan dan kenyamanan pembeli, maka penjual agak sedikit dikorbankan.

Tapi semua ini dilakukan shopee untuk kebaikan bersama.

Ya kita juga sebagai seller di shopee, gratis toh? ya udah lah, sibuk dikit nggak apa apa.

Kebijakan VS kontradiktif

Sumber Foto : personalexcellence.co

Setelah dikeluarkannya kebijakan ini, banyak para Seller Shopee yang menulis pendapatnya di media sosial. Kalau dirangkum kurang lebih seperti ini.

  • Bagaimana dengan pembelian COD yang tidak diterima / tidak dibayar?
  • Pembeli tidak semuanya benar, ada juga yang nakal kan? kenapa seller selalu di anak tirikan?
  • Bagaimana jika kurir salah menempel label, sehingga kurir sulit menghubungi penerima?
  • Bagaimana nasib kami para seller, yang dari awal memang mengumpulkan database pelanggan mereka. Sekrang jadi engga bisa.

Nah dari berbagai macam komentar seller, sebenarnya kalau dipikir – pikir, kita engga bisa berargumen apa apa, karena kalau kita melihat dari sudut pandang pembeli, kebijakan ini sangat menguntungkan para pembeli (menjaga keamanan dan kenyamanan pembeli). Jadi kita nggak bisa berargumen apa apa. Karena apa? karena kita (seller) cuman numpang aja di platform shopee. Bukan kita yang punya shopee.

Nah ternyata untuk pihak kurir, nama dan nomor HP pembeli, disana masih kelihatan. Jadi nanti kurir akan mencetak label baru untuk tiap paket yang mereka kirimkan. Nah di label yang dicetak oleh kurir ini, disana sudah dilengkapi nama dan nomor HP pembeli. Agar jika terjadi masalah teknis dalam pengiriman barang, petugas kurir bisa menghubungi pembeli secara langsung.

Kesulitannya yang saya alami pribadi

Dengan disensornya nama dan nomor HP pembeli, saya sebagai merchant/seller di shopee, agak kesulitan dalam mengelola pesanan. Apalagi, bisnis online saya, menggunakan sistem pencatatan transaksi mirip seperti POS (point of sales), diluar sistem shopee.

Karena saya tidak hanya jualan di shopee aja, tapi di berbagai platform marketplace yang populer di Indonesia, seperti tokopedia, bukalapak, lazada, blibli, termasuk shopee.

Jadi saya menggunakan sistem sendiri, agar mudah mengelola seluruh pesanan yang masuk dari berbagai macam platform marketplace.

Monitoring Penjualan

Dari sistem saya ini, begitu ada pesanan masuk dari salah satu marketplace, maka data pesanannyadi salin ulang ke sistem ini, mulai dari data pelanggan, nama, nomor, dan alamat. Juga data pesanan, seperti produk apa yang dipesan, berapa banyak. Kemudian invoicenya pun itu di cetak dari sistem kami sendiri, tidak menggunakan invoice yang ada di sistem marketplace.

Halaman utama aplikasi POS Wiki Kombucha

Dengan dicatatnya data pesanan pelanggan di sistem sendiri, kami sebagai pebisnis online bisa mengelola sendiri data tersebut.

Kita bisa melihat lokasi pelanggan kita ada di mana aja, tapi saya nggak bisa jelasin fungsinya apa, karena nanti panjang banget penjelasannya.

Peta customer kami di beberapa daerah di Jakarta

Kita juga bisa menginformasikan ke para pelanggan kita, saat ada promo dan penawaran menarik yang berkaitan dengan produk kita.

Kita juga bisa dengan mudah memfilter, mana pelanggan kita dan mana yang bukan, ini saya butuhkan saat ada chat masuk untuk berkonsultasi terkait produk. Dari begitu chat yang masuk, saya bisa dengan mudah memprioritaskan pelanggan yang sudah pernah beli produk, dibandingkan yang bukan. Karena setiap pembeli kita save nomornya, sehingga chat yang masuk berisi nama, maka saya asumsikan itu adalah orang yang pernah membeli produk.

Bersambung…


belajar kombucha

Follow saya di sosial media

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments